
Las argon aluminium adalah proses pengelasan menggunakan gas argon sebagai pelindung untuk menyatukan atau memperbaiki komponen berbahan dasar aluminium dan paduannya. Teknik ini sering dikenal juga sebagai TIG welding (Tungsten Inert Gas), yang menggunakan elektroda tungsten yang tidak meleleh untuk menciptakan busur listrik yang memanaskan dan melelehkan logam dasar.
Gas argon berfungsi sebagai pelindung untuk mencegah kontaminasi oksigen dan nitrogen dari udara selama proses pengelasan, yang sangat penting untuk mendapatkan hasil pengelasan yang kuat dan bebas cacat pada bahan aluminium. Las argon aluminium sering digunakan dalam industri otomotif, manufaktur, dan konstruksi untuk perbaikan dan fabrikasi velg, rangka kendaraan, serta komponen lainnya yang membutuhkan sambungan yang tahan lama dan presisi tinggi.
Kelebihan Las Argon Aluminium:
- Hasil las yang halus dan rapi.
- Kekuatan sambungan yang tinggi.
- Lebih sedikit percikan dibandingkan metode pengelasan lainnya.
- Cocok untuk bahan logam tipis dan ringan seperti aluminium.
Proses las argon aluminium yang umum digunakan untuk menyambung atau memperbaiki komponen berbahan dasar aluminium:
1. Persiapan Material dan Alat
- Bersihkan bagian aluminium yang akan dilas dari kotoran, minyak, dan oksida menggunakan sikat kawat stainless steel atau cairan pembersih khusus.
- Pastikan permukaan bebas dari kontaminasi untuk mencegah cacat las.
- Siapkan peralatan las argon, termasuk mesin TIG welding, gas argon, elektroda tungsten, dan kawat pengisi aluminium.
2. Penyesuaian Mesin Las
- Atur arus listrik pada mesin las sesuai ketebalan bahan aluminium yang akan dilas (biasanya menggunakan arus AC untuk aluminium).
- Pilih elektroda tungsten yang sesuai (umumnya jenis tungsten berwarna hijau untuk aluminium).
- Sesuaikan aliran gas argon untuk menciptakan pelindung yang cukup (sekitar 15-20 liter per menit).
3. Pemanasan Awal (Preheating)
- Untuk bahan aluminium yang tebal, lakukan pemanasan awal dengan suhu rendah untuk mencegah deformasi akibat panas berlebih.
- Pastikan suhu tetap dalam batas aman agar material tidak melebur.
4. Proses Pengelasan
- Nyalakan busur las dengan elektroda tungsten, dan mulai mencairkan logam dasar di area sambungan.
- Tambahkan kawat pengisi aluminium secara perlahan sambil menjaga busur tetap stabil.
- Pastikan elektroda tungsten tidak menyentuh genangan cairan untuk mencegah kontaminasi.
5. Pendinginan
- Biarkan area las mendingin secara alami tanpa terkena angin kencang untuk mencegah retakan.
- Jangan mendinginkan dengan air secara langsung karena dapat menyebabkan deformasi atau tegangan sisa.
6. Pemeriksaan dan Finishing
- Periksa hasil pengelasan untuk memastikan tidak ada porositas atau retakan.
- Lakukan penghalusan atau pemolesan jika diperlukan untuk memperbaiki tampilan sambungan.
Catatan Penting
- Aluminium memiliki konduktivitas panas yang tinggi, sehingga membutuhkan kontrol panas yang baik.
- Gas argon murni harus digunakan untuk menjaga area las tetap bebas dari oksidasi.
- Pengelasan aluminium memerlukan keterampilan khusus untuk mendapatkan hasil yang kuat dan estetis.
Proses las argon aluminium sering digunakan dalam perbaikan velg, tangki bahan bakar, dan komponen otomotif lainnya karena menghasilkan sambungan yang kuat, tahan lama, dan bebas cacat.